Gula pereduksi &non pereduksi
Gula pereduksi merupakan
golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi
senyawa-senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa
dan fruktosa.
Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugus aldehida
atau keto bebas.
Semua monosakarida
(glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.
Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktivitas enzim, yaitu semakin
tinggi aktivitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula
pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic
acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi
yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.
Gula
reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini
dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
mengoksidasi atau bersifat reduktor adalah logam-logam oksidator seperti Cu
(II). Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, manosa, fruktosa,
laktosa, maltosa, dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk dalam gula non reduksi
adalah sukrosa (Team Laboratorium Kimia UMM, 2008). Salah satu contoh dari gula
reduksi adalah galaktosa. Galaktosa merupakan gula yang tidak ditemui di alam
bebas, tetapi merupakan hasil hidrolisis dari gula susu (laktosa) melalui
proses metabolisme akan diolah menjadi glukosa yang dapat memasuki siklus
kreb’s untuk diproses menjadi energi. Galaktosa merupakan komponen dari
Cerebrosida, yaitu turunan lemak yang ditemukan pada otak dan jaringan saraf
(Budiyanto, 2002). Sedangkan salah satu ontoh dari gula reduksi adalah Sukrosa.
Sukrosa adalah senyawa yang dalam kehidupan sehari-hari dikenal sebagai gula
dan dihasilkan dalam tanaman dengan jalan mengkondensasikan glukosa dan
fruktosa. Sukrosa didapatkan dalam sayuran dan buah-buahan, beberapa
diantaranya seperti tebu dan bit gula mengandung sukrosa dalam jumlah yang
relatif besar. Dari tebu dan bit gula itulah gula diekstraksi secara komersial
(Gaman, 1992).
Gula
reduksi adalah gula yang dalam bentuk larutan alkali membentukaldehida atau
keton. Gula reduksi dapat mereduksi ion logam karena mempunyai gugus aldehida atau keton yang dapat menarik kembali O2
dari logambasa, sehingga logam basa
akan tereduksi dan mengendap sebagai Cu2O. Gula invert
termasuk golongan gula reduksi karena dapat mereduksi ion tembaga dalam larutan
alkali. Salah satu yang termasuk gula reduksi adalah gula invert. Gula invert
dihasilkan dari hidrolisis sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa.
Sukrosabereaksi bersama asam dalam campuran air dengan bantuan enzim
invertase.Reaksi hidrolisis sukrosa adalah sebagai berikut :
C12H22O11
+ H2O → C6H12O6 +
C6H12O6
a. Glukosa
Glukosa merupakan salah satu
monosakarida yang terpenting,kadang-kadang disebut gula darah (karena dijumpai
di dalam darah), gula anggur (karena dijumpai dalam buah anggur), atau
dekstrosa (karena memutar bidang polarisasi ke kanan). Di dalam molase terdapat
glukosasekitar 14%.
Sifat fisik dan kimia dari
glukosa :
1. Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-)
2. Rumus molekul : C5H11O5.CHO
3. Massa molekul : 180.16
4. Bentuk dan warna : rhombik
5. Densitas : 1.54 gr/cm3
6. Titik leleh : 146°C
b. Fruktosa
Fruktosa
merupakan monosakarida sederhana yang banyak terdapat didalam makanan dan merupakan isomer dari glukosa. Fruktosa
berwarna putih dan mudah larut dalam air. Fruktosa juga sulit
dikristalisasidalam bentuk larutan. Didalam molase terdapat fruktosa sekitar
16%.
Sifat fisik dan kimia dari
fruktosa :
1. Rumus molekul : C6H12O6
2. Massa molekul : 180.16
3. Titik leleh : 103oC
4. Warna : putih
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking